31.1.16

Kau

Rasanya agak aneh, ketika aku justru merindukan malam-malam sunyi yang aku habiskan bersamamu. Walaupun aku tahu, tatap mata itu masih bukan untukku. Hati itu, masih belum menjadi milikku. Entah sampai kapan aku akan terus mengagumimu dalam diam.

Aku salah. Aku salah telah menolak rasa yang, seharusnya, dari dulu sudah tersimpan jauh dalam keheningan yang panjang. Tertutup oleh kesenangan semata, kesedihan yang terlalu gelap.

Dalam penantian panjangku, kau, yang akan selalu aku semogakan.

Banda Aceh, 5 Januari 2016, 02:44.

20.1.16

Sudut Ruang

Dan pikiran kacau ini kembali menghantuiku.

Tentangmu.
Iya, masih saja tentangmu.

Entah kapan akan berakhir. Tak tahu kapan harus berhenti. Dan seketika semuanya jadi terasa rancu. Tak teraba. Tak terdefinisikan.

Dan pikiran kacau ini terus saja menghantuiku.

Setiap sudut ruang yang tak pernah aku lepas pandangnya untuk sekedar mencarimu, adalah sudut ruang penuh harap dan rindu. Menemukanmu di tengah gaduh, sedang tertawa bersama kawan karibmu adalah bentang pelangi untuk satu hari indahku.

Tentangmu.
Dan selalu tentangmu.
Seseorang yang tertidur lama di pikiran terdalamku, yang mendadak terbangun dalam rindu.

Dan pikiran kacau ini, kurasa, akan tetap menghantuiku.

Sambil menunggu Tuhan menjawab semua doaku tentang siapa nama yang Ia tulis di lauhul mahfudz untukku, bolehkah aku terus memandangi sudut ruang itu untuk sekedar mencarimu, Abi?

Ruang Kuliah F1, Banda Aceh, 11 Desember 2015, 14:49.